Cari Blog Ini

Selasa, 08 November 2011

modifikasi pembelajaran penjas anak berkebutuhan khusus

BAB I
PENDAHULUAN

1.      ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut, sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan luar biasa(PLB).

PLB merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan layanannya. Sehingga PLB dapat diartikan juga sebagai Spesial kelas, program atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar biasa.

ABK bisa memiliki masalah dalam sensorisnya, motoriknya, belajarnya, dan tingkah lakunya. Semua ini mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik anak. Hal ini karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon rangsangan yang diberikan lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak dan bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga ia tidak dapat melakukan gerakan yang terarah dengan benar.

Di satu sisi, Anak luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan bersaing dengan orang normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat melakukan aktivitas gerak. Secara tidak disadari akan berdampak kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan fisik dan keterampilan geraknya. Pendidikan jasmani bagi ABK disamping untuk kesehatan juga harus mengandung pembetulan kelainan fisik.

Dengan uraian di atas maka jelas bahwa Pendidikan jasmani yang diadaptasi dan dimodifikas sesuai dengan kebutuhan, jenis kelainan dan tingkat kemampuan ABK merupakan salah satu factor yang sangat menentukan dalam keberhasilan Pendidikan bagi ABK. Keberhasilan ini akan terwujud baik pada PLB dalam bentuk kelas khusus, program khusus, maupun dalam bentuk layanan khusus di SD biasa maupun di tiap jenjang sekolah biasa lainnya.























BAB II
ISI

1. Pengertian pendidikan jasmani adaptif

Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.

Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problem dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.

2. Ciri dari program pengajaran penjas Adaptif

Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:



1. Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa.

Hal ini dimaksutkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkorsi roda dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu pendidikan Jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.

2. Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa.

Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan Jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaanya.

3. Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK.

Untuk itu pendidikan Jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progressif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya.

Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut di atas. maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berprilaku dan bersikap sebagai subjek bukan sebagai objek di lingkungannya.

3. Tujuan pendidikan jasmani adaptif.

Sebagaimana dijelaskan di atas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, adapun tujuan pendidikan Jasmani adaptif bagi ABK sebagai berikut:
·         Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
·         Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yangmemperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
·         Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
·         Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
·         Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian social dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
·         Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan appresiasiterhadap mekanika tubuh yang baik.
·         Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang dapat diminatinya sebagai penonton.





4. Modifikasi dalam pendidikan jasmani adaptif

Bila kita lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus dikelompokkan menjadi:

a. ABK yang memiliki masalah dalam sensoris
b. ABK yang memiliki masalah dalam gerak dan motoriknya
c. ABK yang memiliki masalah dalam belajar
d. ABK yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya

Dari masalah yang disandang dan karakteristik setiap jenis ABK maka menuntut adanya penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK.
Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada:

a. Modifikasi aturan main dari aktifitas pendidikan jasmani.
b. Modifikasi keterampilan dan tehniknya .
c. Modifikasi tehnik mengajarnya.
d. Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya

Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.
Secara mendasar yang perlu dirancang dalam pembelajaran adaptif yang dapat memenuhi kebutuhan pendidikan ABK dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : Kelas, program, dan layanannya. Untuk itu maka dalam pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus bisa dilakukan pada:
1. Kelas atau lokasi pengajaran ABK berlangsung.
  1. Kelas dan lokasi pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga ABK dapat dengan leluasa menggunakan kelas itu.
  2. Modifikasi kelas harus mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
  3. Modifikasi kelas harus memenuhi faktor keselamatan.
  4. Modifikasi kelas harus memenuhi kebutuhan pendidikan setiap ABK, sehingga ia efisien menggunakan saluran informasinya yang masih tersisa.
2. Program pengajarannya dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik serta tingkat kemampuan setiap ABK.
Didalam merancang program dan bagi pembelajaran ABK maka komponen yang harus dilakukan dan ada:
Educational Assessment (Asesmen Pendidikan)
Langkah awal dalam menyusun program untuk pembelajaran adaptif didahului dengan melakukan penilaian(assessmet). Dalam asesmen kita harus menemukan tiga hal:
  1. Apa yang ia miliki dalam satu hal
  2. Apa yang ia belum miliki dalam satu hal.
  3. Apa yang dibutuhkan ABK tentang tentang satu hal.
Dengan ditemukannya jawaban ketiga pertanyaan asessment di atas, maka asesmen dapat berfungsi:
  1. Menjelaskan tingkat kemampuan siswa dalam satu hal.
  2. Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari program yang diberikan kepada ABK.
  3. Menjelaskan tingkat kemajuan siswa.
Adapun cara guru melakukan asesmen dapat secara “formal” yaitu dengan menggunakan tes standart yang telah baku, maupun dengan cara “informal” yaitu dengan mengobservasi dalam kegiatan sehari-hari anak atau dengan tes non standart yang dibuat oleh guru dan sebagainya.
3. Rencana Program yang individual.
Apapun program yang dirancang untuk ABK maka harus program yang diindividualisasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.
4. Guru
Guru PLB yang dapat memberikan pelayanan Pendidikan Luar Biasa pada siswa Anak Berkebutuhan Khusus bisa guru biasa dengan berkonsultasi pada guru khusus atau Guru pembimbing khusus yang memang telah dipersiapkan dengan kompetensinya.Guru PLB untuk ABK ada beberapa macam tergantung peran dan kebutuhan layanan yaitu:
a.      Guru Biasa
b.      Guru konsultan
c.       Guru kunjung
d.      Guru Pembimbing khusus
e.      Guru kelas Khusus.

5. Peran orang tuanya.
Dalam menyusun dan merancang program bagi ABK, orang tua harus dilibatkan dan memiliki peran khusus. Hal ini harus menjadi suatu paket dari penyusun rancangan tersebut. 

5. modifikasi olahraga lari estafet bagi anak ABK yang dikhususkan pada anak tunarungu dan Grahita sedang.

    1. Mofikasi atauran main
Dalam melakukan permainan ini dalam kita bagi dalam beberapa grup bisa 4 atau 5 grup dalam satu grup  kita batasi 6orang peserta saja. Masing –masing pelari wajib  wajib menyerahkan tongkat estafet kepada temanny satu grupnya apakah itu dengan menggunakan bantuan guru atau tanpa menggunakan bantuan.Adapun jarak berlari dari satu peserta ke peserta yang lain kira-kira 1,5 sampai 2 meter .
 
2.       Modifikasi Keterampilan dan tekhnik
Tekhnik memulai start dan menyerahkan tongkat bagi siswa ABK dapat disesuaikan dengan kondisi kemampuan siswa tersebut tidak harus sama persis dengan aturan yang sudah baku. Asalkan siswa dapat begerak dengan efektif itu sudah cukup baik.





3. Modifikasi lingkungannya termasuk ruang fasilitas dan peralatan
Lingkungan yang bisa kita gunakan dalam lari estafet ini bisa saja lapangan bulutangkis, lapangan basket ,aula kelas atau lorong sekolah.  













BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
. Program penjas adaptif sangatlah membantu bagi anak tuna rungu dengan pengajaran yang tepat maka pendidikan olahraga akan mengenai sasarannya. Modifikasi kurikulum pendidikan penjas adaptif dilakukan terhadap: alokasi waktu, isi/materi kurikulum, proses belajar-mengajar, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas.
2. Saran
Anak tuna rungu bukan momok yang harus dikucilkan dalam pembelajaran penjas disekolah maupun temannya dan masyarakat bahkan mereka harus mendapatkan perhatian yang lebih terkhusus untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti halnya anak yang normal lainnya.
Sehingga diperlukan lembaga khusus yang menangani anak tuna rungu. Peserta didik yang menyandang kelainan demikian juga memperoleh pendidikan yang layak, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam hal ini menyatakan dengan singkat dan jelas bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran” yang ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar